Langsung ke konten utama

Manajemen Radio dan Televisi



TEKNIK MANAJEMEN RADIO DAN TELEVISI

A.    Radio

            Radio mendapat julukan sebagai “kekuasaan yang kelima” (the fifth estate), setelah pers (surat kabar) dianggap sebagai “kekuasaan yang ke empat” (the forth estate).
Sebenarnya televisi lebih sempurna dari radio, karena kalau radio sifatnya “auditive” (hanya dapat didengar), maka televisi selain auditive, juga “visual” (dapat dilihat). Namun demikian belum lagi televisi diberi julukan “the sixth estate” (kekuasaan yang keenam).
Itulah sebabnya kalau dalam suatu negara terjadi revolusi, kudeta atau pemberontakan, maka yang nomor satu dikuasai adalah radio.
Radio siaran dalam arti kata “broadcast” telah dimulai pada tahun 1920 oleh stasiun radio KDKA pittsburg di Amerika Serikat.
Pada mulanya radio siaran mempunyai 3 fungsi yaitu :
1.      Alat hiburan
2.      Alat penerangan
3.      Alat pendidikan
            Demikian juga ketika radio siaran telah meluas ke negara-negara Eropa fungsi radio siaran    masih yang 3 itu juga. Akan tetapi setelah Nazi Jerman bertambah kuat dibawah pimpinan Adolf Hitler, radio siaran bertambah lagi fungsinya, yaitu :
4.      Alat propaganda
            Dengan medium radio hitler mempropagandakan ide nya kedalam dan keluar negri. Lagu “Deutchland, Deutchlan, Uber Alles inder Welt” (bangsa jerman diatas semua dibumi ini) di propogandakan lebih dari merata melalui radio kepada seluruh bnagsa jerman. Dengan radio sebagai medium yang sangat ampuh ini, propaganda tersebut juga ditunjukan keluar batas wilayah jerman sendiri.[1]
            Itu sebabnya radio dianggap memiliki kekuasaan yang demikian hebat adalah karena 3 faktor yaitu :
1.      Radio siaran sifatnya langsung
            Radio siaran dapat mencapai sasarannya dengan mudah, tidak mengalami proses yang kompleks. Berbeda dengan barang cetakan (surat kabar dan lain-lain sebagainya) penyebarannya mengalami proses yang panjang dan berbelit-belit. Untuk membuat pamflet saja misalnya diperlukan persiapan dan waktu yang cukup lama. Mulai dari penyediaan kertas, pencetakan sampai kepada penyebarannya menuju sasaran. Untuk menyebarkannya ke daerah ( dalam peperangan) terpaksa diangkut dengan pesawat terbang yang akan menyebarkannya dengan resiko mungkin tertembak oleh musuh.
            Tidak demikian dengan radio. Setiap gagasan propaganda dapat dengan mudah ditulis diatas secarik kertas, kemudian tinggal membacakannya dimuka
corong sebanyak kali yang dikehendaki. Dan pelaksanaannya berlaku dengan mudah.

2.      Radio siaran tidak mengenal jarak dan rintangan
Selain waktu, ruang pun tidak merupakan masalah bagi radio siaran. Bagaimanapun jaraknya sasaran yang dituju, dengan radio dapat dicapai. Gunung-gunung yang menjulang tinggi keangkasa, lembah-lembah yang dalam, padang pasir yang digurun yang tandus dan luas, maupun lautan yang dalam dan lebar, semuanya tidak menjadi halangan dan rintangan.
            Kita di indonesia dengan mudah dapat mengikuti siaran yang dipancarkan  melalui Radio Australia, Suara Amerika, BBC London. Dari benua Australia, pindah ke Amerika, pindah lagi ke Eropa ini dapat dilakukan hanya dalam beberapa detik jarak dan jauh tidak menjadi soal dan rintangan dapat ditembus.

3.      Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat
Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat karena ada 3 unsur:
a.       Musik
b.      Kata-kata
c.       Efek suara
Pesawat radio yang kecil harganya relatif murah dapat memberikan hiburan, penerangan dan pendidikan. Untuk menikmatinya cukup menggunakan indra kelima, sipemilik dapat melakukannya, sambil minum,makan sambil tidur-tiduran atau sambil bekerja.[2]

B.     Menulis untuk Telinga

            Menulis berita radio “Menulis untuk Telinga” bukan menulis untuk mata. Mata mempunyai kemampuan menyerap seluruh kalimat dalam satu kilas pandang. Mata mampu menyerap headline di koran sebanyak lima atau enam baris seketika. Proses berhenti – terus – tunjau ulang – berlanjut kedepan, seperti itu rata pembaca pada umumnya. Telinga menyerap kalimat kata demi kata. Orang hrtus menunggu sampai kalimat habis, baru kemudian mampu menemukan bentuk kalimat dan memahami maknanya secara utuh.[3]

C.     Sejarah Umum TV Broadcast

            Perkembangan media informasi khususnya televisi, membuat dunia semakin hari semakin dekat saja. Meskipun arus – arus informasi yang mengalis tersebut akan mempunyai dampak baik itu positif maupun negatif. Namun hal tersebut tidak bisa diletakkan karena perubahan zaman yang sangat dinamis saat ini.[4]
            Keberadaan perkembangan arus informasi tersebut, sebenarnya berjalan secara alamiah sesuai dengan perkembangan peradaban manusia itu senditi. Berdasarkan teori Alfin Tofler dalam bukunya yang berjudul “The third wave”, di dalam bukunya tersebut dijabarkan mengenai siklus peradaban manusia dalam tiga kategori utama :
1. Ditandai dengan penemuan – penemuan di bidang pertanian
2. peradaban dengan revolusi industri
3. peradaban dikembangkannya revolusi ilmu pengetahuan teknologi

D.    Manajemen Televisi
 Manajemen stasiun televisi, umumnya melibatkan tujuh bidang atau divisi, yakni:
1. Divisi Program
            Berperan dalam pengelolaan seluruh program, dari pengadaan materi hingga pengaturan jam tayang. Divisi ini membawahi departemen akuisisi, quality control, penjadwalan, research and development, dan traffic.
2. Divisi Produksi
            Berperan dalam pengelolaan produksi program-program hiburan secara in-house, dari musik, talkshow, reality show, hingga sinetron. Divisi ini membawahi departemen kreatif, produksi, dan pendukung teknik, dengan berbagai tenaga fungsional dari produser eksekutif, produser, sutradara, penulis naskah, dan sebagainya.
3. Divisi Pemberitaan
           Berperan dalam pengelolaan produksi program-program berita, dari program berita regular, program berita mingguan, talkshow, hingga siaran-siaran olahraga. Divisi ini membawahi departemen peliputan, produksi, program mingguan, penelitian dan pengembangan, dan pendukung teknis, serta sejumlah tenaga-tenaga fungsional dari produser eksekutif, produser, asisten produser, presenter, reporter, kamerawan, penyunting gambar, penata grafis, penata musik, dan pengarah acara.
4.  Divisi Teknik
            Berperan dalam pengelolaan fasilitas teknik penyiaran, dari perencanaan hingga perawatan seluruh alat teknik. Divisi ini membawahi departemen yang bertanggungjawab atas master control, maintenance, IT, transmisi, dan pendukung teknik.

5. Divisi Pemasaran
            Berperan dalam pengelolaan pemasaran slot-slot komersial, dari perencanaan hingga pemasangan iklan di layar kaca. Divisi ini membawahi departemen penjualan, penagihan, dan administrasi pemasaran.

6. Divisi Keuangan
Berperan dalam pengelolaan dan pemeriksaan keuangan perusahaan. Divisi ini membawahi departemen finance, accounting, dan auditing.
7. Divisi HRD dan Legal
            Berperan dalam pengelolaan seluruh sumber daya dari seluruh divisi, penyediaan sarana dan tenaga operasional bagi divisi lain, serta penanganan aspek hukum atau legal.
            Masing-masing Divisi dipimpin oleh seorang direktur. Dan, setiap departemen di bawahnya dipimpin oleh manajer. Hirarki berikutnya akan memasukkan jabatan koordinator, supervisor, dan chief, hingga staf. Di luar jabatan-jabatan struktural itu, juga dikenal jabatan fungsional yang biasanya terjadi di Divisi Produksi dan Divisi Pemberitaan.[5]















DAFTAR PUSTAKA

[1] https://vickyrizza.wordpress.com/2016/04/25/manajemen-media-penyiaran-radio-dan-televisi/
Olii, Helena, Berita & Informasi ( DKI : PT. INDEKS, 2007)
Rousydiy, Lathif, Dasar – dasar  retorika komunikasi dan informasi ( Medan : Rimbow, 1985 )
Setyobudi, Ciptono, Teknologi Broadcasting TV ( Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006 )


                [1] Lathif rousydiy, Dasar – dasar  retorika komunikasi dan informasi ( Medan : Rimbow, 1985 ), hal. 165 - 167
[2] Ibid., hal, 168
[3] Helena Olii, Berita & Informasi ( DKI : PT. INDEKS, 2007), hal. 57
[4] Ciptono Setyobudi, Teknologi Broadcasting TV ( Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006 ), hal. 7 - 8
                [5] https://vickyrizza.wordpress.com/2016/04/25/manajemen-media-penyiaran-radio-dan-televisi/, diakses pada tanggal 16 Oktober 2017 pukul 22.15 wib

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Indepth News

BAB I PENDAHULUAN 1.      Latar Belakang                          Indepth news adalah segala segala sesuatu yang membuat para pembaca tahu mengenai seluruh aspek yang terjadi pada subjek dari kepastian informasi yang diberikan. Kamath menekankan bahwa Indepth News ialah berita secara mendalam yang mengabarkan kepada kita mengenai keseluruhan apa yang terjadi dari kisah yang terjadi. Sedangkan Indepth News menurut    Ferguson dan Patten ialah untuk mendapatkan kelengkapan pengisahan. BAB II 1.      Pembahasan A.     Pengertian Indepth News              Indepth News adalah berita yang menyajikan permasalahan secara lengkap. Mendalam dan analitis. Cara penulisan ini dimaksudkan untuk mengahadirkan informasi agar pembaca lebih memahami duduk perkara suatu masalah ke arah mana suatu pristiwa berkembang.             Berita mendalam ditulis lewat hasil liputan yang terencana dan memerlukan waktu yang lama memerlukan paper tra